Pernahkah Anda mendengar tentang anjuran "berbukalah dengan yang manis"?
Tidak sedikit yang mempercayai istilah populer ini. Padahal, berbuka dengan yang manis-manis justru kurang baik untuk kesehatan, lho.
Berbuka dengan yang makanan dan minuman manis seperti teh manis, kolak, es buah, kue-kue, atau bahkan langsung makan nasi putih dapat membahayakan tubuh. Ini karena semua makanan dan minuman tersebut mengandung gula murni (karbohidrat sederhana).
Di mana letak bahayanya?
Selama berpuasa, kita tidak mendapat asupan energi apapun karena tidak makan dan minum. Kadar gula dalam tubuh kita pun akan terus berkurang, menjadi sangat rendah sampai tiba waktunya buka puasa.
Jika kita berbuka dengan makanan dan minuman yang banyak mengandung gula, bisa-bisa kadar gula darah kita melonjak drastis! Lonjakan ini yang kurang sehat bagi tubuh.
Makanan yang kita konsumsi mengandung gula (karbohidrat sederhana) yang akan dibawa oleh aliran darah. Saat kadar gula di darah meningkat, tubuh akan merespon dengan mengeluarkan hormon insulin dari pankreas, yang berfungsi untuk mengontrol gula tersebut.
Semakin tinggi kadar gula dalam darah, semakin banyak juga insulin yang dikeluarkan pankreas demi mengimbanginya.
Seperti yang kita ketahui, kadar gula darah kita menjadi sangat rendah menjelang berbuka, karena kita tidak mendapatkan asupan energi selama berpuasa. Begitu kita buka puasa dengan makanan dan minuman manis, gula darah yang tadinya sangat rendah akan meningkat secara mendadak. Tubuh akan merespon lonjakan ini dengan mengeluarkan insulin yang sama banyaknya, atau terkadang dalam jumlah yang sangat berlebihan.
Saat insulin diproduksi sangat lebih, gula darah yang tadinya melonjak tinggi akan kembali turun, bahkan menjadi sangat rendah. Inilah dampak jangka pendeknya; tubuh akan menjadi terasa berat, lesu, dan mengantuk. Bukan hanya konsentrasi, mood pun turut terganggu. Hal ini juga dapat membuat kita merasa lapar lagi, memunculkan keinginan untuk makan karbohidrat atau gula lagi. Tanpa kita sadari, kita jadi kelebihan makan.
Cara makan yang menyebabkan naik-turunnya kadar gula darah ini sangat tidak sehat bagi tubuh. Mungkin tidak terdengar berbahaya karena efek yang muncul hanyalah lesu dan mengantuk. Tapi jika cara makan ini dijadikan kebiasaan, sebagai contoh terus dilakukan selama satu bulan penuh selama berpuasa, ini akan benar-benar merusak tubuh kita!
Seiring berjalannya waktu, Anda bisa mengalami resistensi insulin—kondisi di mana sel-sel tubuh menjadi resistan terhadap insulin, sehingga gula darah tidak bisa dikontrol dan terus berada dalam kadar tinggi.
Kadar gula darah Anda akan jadi lebih tinggi dari angka normalnya, tapi belum cukup tinggi untuk termasuk sebagai diabetes. Kondisi ini disebut dengan pre-diabetic.
Yang bahaya dari resistensi insulin adalah ia tidak menunjukkan gejala apapun. Perubahan yang terjadi pada tubuh berlangsung secara diam-diam, dan begitu kita tersadar, ternyata kadar gula di dalam darah sudah terlalu tinggi, dan tubuh benar-benar tidak bisa merespon insulin. Jika ini terjadi, maka Anda sudah terkena diabetes tipe dua—yang tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dikontrol.
Berbuka dengan makanan dan minuman manis tidak boleh sembarangan. Jika dalam satu bulan penuh kita berbuka dengan cara seperti itu, fungsi-fungsi organ tubuh bisa rusak. Inilah mengapa kita harus berhati-hati dalam memilih menu buka puasa, untuk menghindari lonjakan gula darah secara tiba-tiba.
Cara paling baik adalah dengan berbuka dengan mengonsumsi makanan yang rendah gula. Atau jika memang ingin berbuka dengan yang manis, konsumsilah makanan yang mengandung gula jenis karbohidrat kompleks.
Karbohidrat jenis ini memerlukan proses yang lama sampai menjadi glikogen di dalam tubuh, sehingga tidak akan membuat kadar gula darah langsung melonjak drastis. Karbohidrat kompleks ini terkandung dalam kurma.
Sebagaimana sunnah Rasulullah, berbuka dengan kurma dan air putih memang yang cara terbaik untuk tubuh!
Selain menu berbuka, kita juga perlu memperhatikan aktivitas fisik. Selama bulan puasa, aktivitas fisik kita akan lebih sedikit dari biasanya, bukan? Ini salah satu alasan kenapa kita harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan manis setelah berbuka, karena tidak aktif bergerak juga faktor yang membuat tubuh menjadi kurang sensitif pada kerja insulin.
Aktivitas fisik dan berolahraga menggunakan glukosa pada tubuh, yang berarti membuat tubuh menjadi lebih merespon terhadap kerja insulin. Karena selama Ramadhan kita menjadi lebih sedikit bergerak, risiko bagi tubuh untuk menjadi resisten terhadap insulin pun bertambah.
Karena itu, sebisa mungkin jangan buka puasa dengan yang manis-manis.
Sayangilah tubuh Anda dan ubahlah kebiasaan tidak sehat agar terhindar dari penyakit diabetes. Selain tidak bisa disembuhkan, komplikasi diabetes juga dapat menyerang berbagai organ tubuh; menyebabkan kerusakan saraf, kerusakan ginjal, menyebabkan stroke dan penyakit jantung koroner, dan lain-lain.
Ingat: berbuka dengan yang manis-manis bukanlah anjuran, malah bisa membahayakan!